Kisah masa kecil Nabi Muhammad

Assalamu'alaikum

Jika kita mengenal Nabi Muhammad lebih dalam tentang kisah hudupnya, tentu kita akan semakin sayang, semakin cinta. Semakin tebal pula keimanan kita, insyallah.

Berikut uraian singkat tentang Kisah masa kecil Nabi Muhammad hingga turunya Wahyu pertama.

Capture film Omar bin Khattab

Bangsa Arab sebelum kelahiran Nabi Muhammad

Kisah masa kecil Nabi Muhammad. Ketika Pada saat sebelum di utusnya Nabi Muhammad. Mayoritas Bangsa Arab mengikuti ajaran Nabi Ibrahim, yaitu ajaran tauhid untuk beribadah hanya kepada Allah Ta’ala. Setelah berlalunya waktu, mereka melalaikan hal tersebut, walaupun ada sisa-sisa peninggalan ajaran tauhid Nabi Ibrahim.


Hingga suatu saat di Mekkah tersebutlah seorang yang bernama Amr bin Luhay dari suku Khuza’ah yang sangat dihormati dan dimuliakan kaumnya karena kedermawanan dan prilakunya yang baik. Suatu ketika, ia pergi ke Syam dan di sana melihat masyarakat Syam menyembah berhala sebagai bentuk ibadah. Ia menyimpulkan bahwa itu adalah perbuatan baik. Sekembalinya dari Syam, Amr pun membawa berhala yang bernama Hubal dan meletakkannya di dekat ka’bah. Kemudian dia mengajak kaumnya untuk melakukan apa yang dilakukan oleh penduduk Syam.

Karena kedudukannya sebagai orang yang terpandang. Tak lama kemudian penduduk Mekah menjadi penyembahan berhala dan menjadi agama baru bagi penduduk Mekah. Ajaran tersebut dengan cepat menyebar ke wilayah Hijaz (Mekah dan sekitarnya) hingga menyebar luas meliputi Jazirah Arab. Dari sanalah mulai bermunculan berbagai  bentuk kesyirikan, bid’ah, dan khurafat di masyarakat Arab.


Lahirnya Nabi Muhammad

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dilahirkan pada hari Senin 12 Rabi’ul Awwal,  570 M, di makkah. Rasulullah dilahirkan dari suku Quraisy, suku yang paling terhormat dan terpandang di masyarakat Arab pada sa'at itu. Suku Quraisy dari bani Hasyim, anak dari suku yang paling terhormat di tengah suku Quraisy.

Rasulullah lahir dalam keadaan yatim. Ayahnya 'Abdullah' telah meninggal ketika sang ibu 'Aminah' mengandungnya di usia 2 bulan. Setelah melahirkan Muhammad kecil, sang ibu kemudian membawanya kepada kakeknya 'Abdul Mutthalib'. Betapa sangat gembiranya sang kakek mendengar berita kelahiran cucunya. Kemudian dibawanya bayi tersebut ke dalam Ka’bah. Abdul Mutthalib berdoa kepada Allah dan bersyukur kepada-Nya. Anak tersebut kemudian diberi nama Muhammad. Kemudian pada hari ke 7 setelah kelahirannya, Rasulullah dikhitan.

Selain ibunya, Rasulullah disusukan oleh Tsuwaibah (budak Abu Lahab). Kemudian sebagaimana adat dari masyarakat perkotaan pada sa'at itu, Ibunya mencari wanita pedesaan untuk menyusui Muhammad kecil. Maka terpilihlah seorang wanita yang bernama Halimah binti Abi Dzu’aib dari suku Sa’ad bin Bakar. Yang lebih di kenal dengan Nama Halimah as-Sa’diyah.

Atas kehendak Allah, Halimah as-Sa’diyah menyusui Rasulullah dimasa kecilnya. 

5 tahun pertama kehidupan Rasulullah, beliau lalui di daerah perkampungan dengan kehidupan yang masih asri dan udara segar di lembah Bani Sa’ad.

Pada saat Rasulullah berusia 5 tahun, saat beliau masih dalam perawatan Halimah as-Sa’diyah di perkampungan Bani Sa’ad terjadilah peristiwa besar yang sekaligus menunjukkan tanda-tanda kenabiannya. Peristiwa tersebut dikenal dengan istilah Pembelahan Dada (Syaqqus Shadr).

Malaikat Jibril Membelah Dada Muhammad

Suatu hari, ketika Muhammad kecil bermain bersama teman-temannya, tiba-tiba datang Malaikat Jibril menghampiri dan menyergapnya. Kemudian dia dibaringkan, dadanya di belah, hatinya di ambil dan kemudian dikeluarkan segumpal darah darinya. Jibril berkata: “Inilah bagian setan yang ada padamu.” Kemudian hati tersebut dicuci di bejana emas dengan air Zam-Zam, setelah itu dikembalikan ke tempat semula.

Sementara itu, teman-teman sepermainannya melaporkan kejadian tersebut kepada Halimah seraya berkata: “Muhammad dibunuh…Muhammad dibunuh”. Maka mereka bergegas menghampiri tempat Rasulullah. disana mereka mendapatkan Rasulullah dalam keadaan pucat pasi.

Setelah kejadian tersebut, Halimah sangat khawatir terhadap keselamatan Muhammad kecil. Akhirnya dia memutuskan untuk memulangkannya kepada ibunya di kota Mekkah. 


Meninggalnya ibunda dan sang kakek

Setelah tinggal bersama ibunya, pada usia 6 tahun, sang ibu mengajaknya berziarah ke makam ayahnya di Yatsrib. Mereka keluar dari kota Mekkah, menempuh berjalanan 500 km, di temani oleh Ummu Aiman dan di biayai oleh Abdul Mutthalib. Di Yatsrib, mereka menetap selama satu bulan.

Setelah itu mereka kembali ke Mekkah. Di tengah perjalanan ke Mekkah, ibunya sakit dan akhirnya meninggal di perkampungan Abwa’ yang terletak diantara kota Mekkah dan Madinah.

Abdul Muthalib sangat iba terhadap cucunya yang sudah menjadi yatim piatu diusianya yang masih kecil. Maka dibawalah sang cucu ke rumahnya, diasuh dan sayang melebihi anak - anaknya sendiri.

Akan tetapi kasih sayang sang kakek tak berlangsung lama di rasakan Muhammad kecil. Saat Rasullullah berusia 8 tahun, kakeknya meninggal dunia di Mekkah. Sebelum wafat beliau berpesan agar cucunya tersebut dirawat oleh paman dari bapaknya (Abu Thalib).

Kemudian Rasulullah berada dalam asuhan pamannya. Abu Thalib merawatnya bersama anak-anaknya yang lain, hingga beliau di angkat menjadi Rasul. Hal tersebut berlangsung tidak kurang selama 40 tahun.

Pada saat Rasulullah berusia 12 tahun, Abu Thalib mengajaknya berdagang ke Negeri Syam. Sesampainya di perkampungan Bushra yang waktu itu masuk wilayah negeri Syam, mereka disambut oleh seorang pendeta bernama Buhaira. Semua rombongan turun memenuhi jamuan Bahira kecuali Rasulullah.

Pada pertemuan tersebut, Abu Thalib menceritakan perihal keponakanya (Muhammad) dan sifat-sifatnya kepada pendeta Buhaira. Setelah mendengar ceritanya, sang pendeta memberitahukan bahwa anak tersebut akan menjadi pemimpin manusia, sebagaimana yang dia ketahui ciri-cirinya dari kitab-kitab di dalam agamanya. Maka pendeta Buhaira meminta Abu Thalib untuk tidak membawa Muhammad ke negeri Syam, khawatir di sana orang-orang Yahudi akan mencelakainya.

Akhirnya Abu Thalib memerintahkan anak buahnya untuk membawa pulang kembali Rasulullah ke Mekkah.

Pada usia 15 tahun, Rasulullah iktu serta dalam perang Fijar yang terjadi antara suku Quraisy yang bersekutu dengan Bani Kinanah melawan suku Qais Ailan. Dan peperangan tersebut dimenangkan oleh suku Quraisy.

Setelah perang Fijar usai, diadakanlah perdamaian yang di kenal dengan istilah Hilful Fudhul, disepakati pada bulan Dzulqaidah yang termasuk bulan Haram, di rumah Abdullah bin Jud’an At-Taimi.


Turunya Wahyu pertama

Saat Rasulullah di usianya yang ke 40, beliau sering menyendiri di Gua Hira'. Sebuah gua bukit sekitar 6 km sebelah timur kota Mekkah, yang kemudian dikenali sebagai Jabal An Nur. Rasulullah bisa berhari-hari bertafakur (merenung) dan mencari ketenangan. Dari sini, Rasulullah sering berpikir dengan mendalam, dan memohon kepada Allah supaya menghilangkan kekafiran dan kebodohan.

Muhammad pertama kali diangkat menjadi Rasul ( mendapatkan wahyu ) pada malam hari tanggal 17 Ramadhan (6 Agustus 611 M). diriwayatkan, Malaikat Jibril datang dan membacakan surah pertama dari Al-Qur'an yang disampaikan kepada Muhammad, yaitu surah Al-Alaq. Muhammad diperintahkan untuk membaca ayat yang telah disampaikan kepadanya. Namun ia mengelak dengan berkata, Aku tak bisa membaca. Jibril mengulangi tiga kali meminta agar Muhammad membacanya, tetapi jawabannya tetap sama. Jibril berkata:

اقْرَØ£ْ بِاسْÙ…ِ رَبِّÙƒَ الَّØ°ِÙŠ Ø®َÙ„َÙ‚* Ø®َÙ„َÙ‚َ الْØ¥ِÙ†ْسَانَ Ù…ِÙ†ْ عَÙ„َÙ‚ٍ * اقْرَØ£ْ ÙˆَرَبُّÙƒَ الْØ£َÙƒْرَÙ…ُ * الَّØ°ِÙŠ عَÙ„َّÙ…َ بِالْÙ‚َÙ„َÙ…ِ * عَÙ„َّÙ…َ الْØ¥ِÙ†ْسَانَÙ…َا Ù„َÙ…ْ ÙŠَعْÙ„َÙ…ْ

"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaraan (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." Al-Alaq 96: 1-5

Muhammad berusia 40 tahun 6 bulan 8 hari ketika ayat pertama (wahyu pertama) sekaligus diangkatnya beliau sebagai Rasul. Setelah kejadian di Gua Hira tersebut, Muhammad kembali ke rumahnya, diriwayatkan ia merasakan suhu tubuhnya panas dan dingin secara bergantian akibat peristiwa yang dialaminya dan meminta istrinya (khadijah) agar memberinya selimut.

➸Rujukan dari Kitab Arahiqul makhtum, penulis Syekh Syafiyurrahman Mubarakfury 

Demikian Kisah masa kecil Nabi Muhammad yang dapat saya tulis. Mohon ma'af jika ada bahasa atau penulisan yang kurang tepat.

Semoga bermanfa'at, Wassalamu'alaikum


Posting Komentar

0 Komentar